Sebuah insiden kecil antara dua angkot menimbulkan polemik, ketika sopir angkot satu meminta ganti rugi atas kerugian yang dialaminya. Kejadian tersebut terjadi ketika angkot satu, yang sedang berhenti untuk menaikkan penumpang, tiba-tiba disenggol dari belakang oleh angkot lain.
Menurut saksi mata, insiden tersebut terjadi sekitar pukul 09.00 pagi di perempatan Jalan Utama. “Saya melihat angkot satu berhenti, tiba-tiba angkot dua melasat dengan kecepatan tinggi dan menyenggol angkot satu,” kata seorang saksi.
Akibat kejadian tersebut, bagian belakang angkot nomor satu mengalami kerusakan yang cukup parah, termasuk rusaknya lampu belakang dan bumper. Sopir nomor satu langsung turun dari kendaraannya dan meminta ganti rugi kepada sopir nomor dua.
“Saya tidak bisa terima kendaraan saya rusak seperti ini akibat kelalaian sopir angkot lain. Saya sudah mengeluarkan banyak uang untuk perbaikan dan kehilangan pendapatan karena tidak bisa mengangkut penumpang,” ujar sopir angkot nomor satu dengan nada kesal.
Namun, sopir angkot nomor dua menyangkal bahwa insiden tersebut adalah kesalahannya. Menurutnya, angkot nomor satu berhenti secara tiba-tiba tanpa memberikan isyarat kepada kendaraan di belakangnya.
“Pada saat kejadian, saya tidak bisa menghindari tabrakan karena angkot nomor satu berhenti secara mendadak tanpa memberikan isyarat kepada pengendara di belakangnya. Saya merasa tidak bertanggung jawab atas kerusakan yang terjadi,” kata sopir angkot nomor dua.
Polisi yang tiba di lokasi kejadian langsung melakukan pemeriksaan dan meminta keterangan dari kedua sopir serta saksi mata lainnya. Mereka akan meneliti bukti-bukti yang ada untuk menentukan siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut.
Sementara itu, perdebatan mengenai ganti rugi antara kedua sopir angkot tersebut masih terus berlangsung, dengan harapan dapat diselesaikan dengan baik tanpa harus melalui jalur hukum.
